dear mba titah,
saya cecillia 26 thn yang divonis ca lidah kira-kira setahun yang
lalu. jadi awalnya adalah sama dengan gejala kanker lidah kebanyakan
yaitu sariawan yang tak kunjung sembuh selama hampir 2thn lamanya di
tepi kiri lidah selama 2thn itu jg saya ngga berdiam diri saja tp sudah
pergi ke berbagai macam dokter yg saya rasa berhubungan tp katanya hanya
sariawan biasa. karena saya sangat awam dengan kata “kanker” saya tidak
pernah tahu kemana saya hrs memeriksakan diri lagi. sampai pada
akhirnya ada satu saran dokter gigi saya untuk di biopsi saja di RSCM
bagian poli bedah mulut tapi bagian swastanya tetapi dengan harga swasta
karena tidak ngantri. tetapi bukan di kencana. karena sudah tdk tahan
lg dgn rasa sakit dari sariawan ini saya memutuskan untuk biopsi dan
hasil yag keluar adalah hanya ulkus menahun atau luka menahun. yang saya
sgt kecewa saat itu adalah penanganan dari dokter yang keliatannya baru
dokter muda yg praktek biasa yang mengerjakan kasus saya dan saya tdk
mendapat penanganan serius sehingga saya pulang dengan tenang bahwa itu
hanya luka. tetapi apa obatnya???? dokter itupun bingung dan hanya
menganjurkan memakai obat sariawan kembali.
hampir sebulan setelah biopsi tersebut,
saya seperti vertigo yg sangat parah sampai hrs dilarikan ke Rs
Pertamina. setelah diperiksa dokter syaraf, dokter mengatakan vertigo
saya bukan berasal dari syaraf. lalu setelah saya meceritakan apakah
mungkin dari lidah saya. saya cerita sebulan ya g lalu saya sempat
biopsi krn sariawan tak knjung sembuh. lalu dokter saraf itu menyarankan
saya agar diperiksa dokter bedah mulut. tak lama berselang saya sudah
keluar dari Rs sekitar 2 minggu setelah itu timbul benjolan sebesar
bakso di leher kiri saya. kebetulan saya harus check up besoknya ke
dokter syaraf dan dokter bedah mulut sehubungan dengan saya di opname
waktu itu. dokter bedah mulut tdk bisa memastikan apakah ini benar tumor
lalu dia merujuk saya untuk melakukan biopsi ke dokter onkologi
(dokter spesialis kanker) karena awamnya saya dengan kanker, sampai
baru pertama kali saya mendengar ada dokter onkologi. hehehehee…
setelah melakukan MRI di Rs pertamina ini, dokter onkologi tersebut
menyebutkan bahwa benar ini kanker tetapi untuk bisa tahu kanker ini
ganas atau tidak, kita harus biopsi ulang dileher dan dilidah. lalu
dokter itu memberikan 2 opsi, yg pertama di biopsi dan langsung di
operasi atau hanya di biopsi saja. tentu orangtua saya keberatan, sekali
lg krn kita awam ttg kanker lidah ini. kami hanya ingin di biopsi saja
dan hasilnya ternyata ganas . ini salah satu pelajaran untuk para
penderita kanker lidah stadium awal, jika masih bs di operasi, lebih
baik di operasi.
setelah keluar Rs, mulailah saya keliling mencari second, third
opinion and opini selanjutnya…sampai ke Kualalumpur. hasil dari banyak
dokter sama, di operasi. selagi masih stadium 2b.
tapi krn ketakutan saya dan keluarga, saya memutuskan memakai herbal
selama 3 bln dan hasilnya nihil. pada akhirnya di maret 2012 saya
memutuskan utk operasi tetapi di bukittinggi krn orangtua saya sudah
bercerai dan domisili ayah saya di bukittinggi, maka kami mencari
kesepakatan agar dekat dgn ayah saya, akan dilakukan operasi di padang.
ada 2 dokter yg menangani saya, yg td nya bilang masih bs dioperasi,
lalu kemudian bilang lebih baik di kemo dulu 3x selama per 3/minggu
untuk memperkecil area operasi krn sudah agak pas2an. akhirnya saya
lakukan itu. tetapi pada kemo kedua malah terdapat benjolan disebelah
kanan saya. saya bingung, di biopsi tapi kok malah tumbuh benjolan
lagi?? setelah kemo ketiga, hasil evaluasi tdk berubah..area kanker
dilidah tdk mengecil dan benjolan jadi bertambah. dokter blg hrs ada
tambahan 3x lagi dengan diganti obat kemo nya. saya sungguh sangat shock
mendengarnya. karena efek kemo itu sungguh luar biasa menyakiti saya.
yang pd akhirnya saya sudah tdk kuat lagi melakukan perjalanan ke
padang. saya izin kpd ayah saya untuk pindah dirawat disini saja. toh
memang sebenarnya jakarta pusatnya segala Rs. Pergilah saya ke Rs.
Dharmais dan menemui dokter rujukan dari dokter di padang. setelah
melakukan diskusi dgn beberapa dokter maka diputuskan saya hrs di kemo
selama 5 hari berturut2. mendegar hal ini, ibu saya tidak setuju krn
melihat kondisi fisik saya yang semakin menurun.
waktu berlalu dan kami menemukan pengobatan alternatif bernama Dr.
paulus di BSD. Dr paulus ini adalah seorang dokter dan sudah banyak
pasien yang datang kesana dan sembuh dan saksi nya adalah klien dari
teman saya sendiri. maksudnya saya percaya karena sudah ngobrol2 dgn
pasien dr paulus yg mendapatkan kesembuhan setelah berobat dgn beliau.
dan ada lagi istri dokter paulus sendiri memberikan no telf org yg
pernah berobat dgn dokter paulus kanker lidah dan skrg sudah sembuh.
tetapi memang hrs lama karena walaupun dokter, beliau memakai ramuan
herbal yg diracik sendiri. dr. paulus memberikan obat setiap sebulan
sekali lalu kembali lagi. namun pada saat pengobatan dibawah dagu saya
terdapat benjolan lumayan besar dan sakit sekali. rasanya seperti bisul
besar. krn kami juga ke beberapa alternatif yg diberitahu keluarga,
sempat diurut dibekam dan sbg-nya.
setiap hari saya harus menggunakan obat penenang yg mengandung
morphin krn sakitnya sudah tak terkirakan lagi. kadang juga saya pakai
obat penenang mengandung morphin yg ditempel didada (durogesic) krn
sudah sangat sakit sekali. lalu luka didagu saya ini lama kelamaan
keluar air menetes. melihat keadaan saya ini ada salah seorang teman
saya dokter yg ingin mengenalkan saya pada dokter radioterapi di RSCM
dan setelah dia berdiskusi dengan dokter radioterapi ini, teman saya
menganjurkan utk di radioterapi saja. saya setuju untuk bertemu dulu
dengan Dr. irwan spesialis radioterapi ini untuk ngobrol2. tapi dari
hasil obrolan yg didapat, sepertinya dr Irwan ini menjaga kode etik dgn
dr saya di padang krn mereka saling kenal. karena keadaannya adalah
sepertinya saya kabur begitu saja dari dokter dipadang dan dharmais.
setelah saya pikir2 akhirnya kami memutuskan untuk melakukan
radioterapi ini dan meminta bantuan ke teman saya itu untuk mengatakan
pd dokter irwan. dibantu dgn terget therapi dengan obat bernama teracim
sebanyak 8x selama seminggu sekali dan radiasi sebanyak 35x setiap hari.
sekarang luka didagu saya semakin membesar selama dari awal mau
radiasi sampai sudah selesai radiasi. bentuknya sudah tidak karuan.
terdapat putih2 seperti nanah didalamnya. tetapi dokter mengatakan itu
bukan nanah melainkan hasil dari kanker pasca di radiasi. lukanya kira2
sebesar tutup lingkaran bawah botol kecap plastik yg paling besar.
pokoknya udah pas2an antara perbatasan dagu atas dgn dagu menuju ke
leher. dan ini sangat sakit sekali apalagi pasca radiasi. nyut2annya
luar biasa. para radioterapis mengatakan itu hal wajar karena si sel
kankernya sedang dimatikan.
dan sekarang adalah minggu kedua pasca radiasi. dokter msh belum bisa
memberikan kelanjutan karena pasca radiasi tiba2 saya terkena herpes.
dan itu adalah hal yang biasa katanya karena kondisi tubuh saya yang
buruk (berat saya turun 15 kilo-an) maka virus ini masuk. seperti cacar
air di punggung. dan ini harus disembuhkan dulu baru saya bisa kembali
ke dokter untuk membicarakan langkah selanjutnya. tetapi kmrn sudah
sempat disinggung kalau dokter ingin memberikan saya kemoterapi yg 5hari
berturut2 itu. bagaimana mungkin dgn kondisi tubuh saya yg sudah begini
masih bs kemoterapi? oiya semenjak diradiasi saya makan sudah memakai
NGT (selang makanan) sampai saat ini. yang membuat saya bingung, setelah
selesai radiasi ini, knp lidah saya semakin membengkak dan skrg sudah
tdk bisa menutup mulut. bila lidah saya tdk bisa mengecil lagi maka saya
akan memakai selang makanan terus. dan berat badan saya tdk akan
bertambah krn saya sering muntah krn rasa lendir mengental yg luar biasa
memicu muntah pada saat radiasi. padahal saya nafsu makan, apalagi bila
lewat mulut. dan sakit yang luar biasa juga membuat saya uring2an
ditempat tidur menunggu waktu minum obat painkiller dari dokter. sangat
menyakitkan. seminggu setelah radiasi dan seminggu pasca radiasi juga
tumbuh sariwan full satu mulut yang menyiksa sekali tetapi setelah itu
sembuh kembali. semuanya ini terasa berat tapi keinginan saya untuk
sembuh lebih besar. saya yakin Allah punya kuasa atas hal ini.
dear all,
semoga share saya ini bisa menjadi pengalaman untuk yang sesama ca lidah
dan semoga kita semua bisa terus berjuang melawan penyakit ini.
sumber